Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK
Feed aggregator
Roadshow AI-4-GOD! di GKJ Samironobaru + Perkantas Yogyakarta
Senang rasanya karena SABDA diundang untuk mengisi seminar Pengenalan AI di GKJ Samironobaru, Yogyakarta. Seminar ini merupakan bagian dari roadshow AI-4-GOD! area Joglosemar yang digiatkan oleh SABDA. Meski bertempat di GKJ Samironobaru, sebenarnya seminar ini diadakan oleh dua pihak yang lokasinya berdekatan, yaitu Perkantas Yogyakarta dan GKJ Samironobaru. Saya sangat bersyukur karena setelah beberapa kali berkomunikasi dengan Pak Johan Andreas (ketua Perkantas Yogyakarta) dan Pak Frans (perwakilan dari GKJ Samironobaru), akhirnya tercapai kesepakatan untuk pelaksanaan seminar ini, yaitu pada 22 Maret 2025, pkl. 17.00 - 20.00 WIB. Langsung saja ya, saya ceritakan tentang pelayanan kali ini.
Tim SABDA yang bertugas dalam roadshow kali ini ada Pak Max, Nehemia, Salomo, dan saya sendiri. Materi seminar yang kami sampaikan terdiri dari Apa Itu AI dan Manfaatnya, AI Prompting F.O.K.U.S., Biblical Foundation + Bahaya AI, Metode AI Squared, serta AI dan Media (termasuk Alkitab GPT, BaDeNo). Bersyukur, sebanyak 27 peserta mengikuti seminar ini dengan antusias, mulai dari pemaparan materi hingga praktik langsung. Meski pesertanya terdiri dari anak muda hingga orang tua, bahkan lansia, setiap sesi tetap berlangsung dengan baik dan lancar karena peserta fokus menyimak materi dan memperhatikan instruksi dengan baik. Mereka juga aktif dan tidak ragu bertanya jika mengalami kesulitan. Bahkan, pada saat praktik menggunakan AI untuk belajar tentang doa, melakukan studi Alkitab, dan membuat lagu, mereka melakukannya dengan fun. Terlihat sekali ada kesungguhan untuk belajar yang terpancar dari cara mereka merespons dan beberapa peserta bisa dengan cepat mengikuti tahapannya dan hasilnya pun bagus. Puji Tuhan!
Pelajaran berharga yang saya dapatkan dari roadshow kali ini adalah tentang persiapan, relasi, dan sikap mau berbagi. Persiapan materi presentasi sangat menolong saya untuk melihat lebih mendalam lagi terkait AI, khususnya dilihat dari perspektif Alkitab dan kegunaannya untuk memuliakan Tuhan. Selain itu, relasi baru yang terjalin sebelum dan selama roadshow membuat hidup saya lebih bersemangat. Dan, yang terakhir, saya sangat senang bisa berbagi materi ini kepada semua peserta. Ketika menyampaikan materi Apa Itu AI +Manfaatnya dan Metode AI Squared, saya seperti berbicara kepada diri sendiri juga untuk terus menggunakan teknologi (dan perkembangannya) dengan bijaksana dan untuk memuliakan nama-Nya. Saya berharap semua peserta mendapat banyak pelajaran berharga tentang AI-4-GOD! agar dapat menggunakan AI bagi hormat dan kemuliaan nama-Nya. Amin! Sekian blog dari saya kali ini, jangan lelah bekerja di ladang Tuhan, termasuk di dunia digital -- ladang Tuhan saat ini. Salam AI-4-GOD!
“Lent” pada Era Digital: Menemukan Kedekatan dengan Tuhan di Tengah Teknologi
Lent selalu menjadi waktu yang istimewa bagi saya. Masa 40 hari sebelum Paskah ini bukan hanya tentang berpuasa atau sekadar tradisi, tetapi juga tentang waktu refleksi dan kedekatan dengan Tuhan. Namun, pada era digital/AI ini, tantangannya semakin besar. Notifikasi yang sering bermunculan, kebiasaan scrolling media sosial, dan kesibukan sehari-hari sering membuat momen refleksi spiritual terasa semakin sulit dilakukan.
Ketika mengikuti seminar #AITalks: AI dan Lent, saya mendapat banyak wawasan baru. Salah satu poin yang sangat mengena adalah bagaimana teknologi bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi, termasuk AI, dapat menjadi alat yang luar biasa untuk mendukung pertumbuhan iman. Namun, di sisi lain, jika kita tidak bijaksana dalam menggunakannya, teknologi bisa menjauhkan kita dari Tuhan; menggantikan waktu-waktu berharga yang seharusnya kita gunakan untuk berdoa; membaca firman; dan bersekutu dengan-Nya.
Salah satu konsep menarik yang dibahas dalam acara ini adalah digital fasting (puasa digital). Sejujurnya, ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Saya sering merasa sulit untuk benar-benar lepas dari ponsel, terutama karena pekerjaan dan interaksi sosial banyak dilakukan secara digital. Meski begitu, sempat terpikir juga, "Bagaimana mungkin saya bisa mendekat kepada Tuhan jika saya terus-menerus terganggu oleh layar di depan saya?"
Saya pun mencoba mempraktikkan puasa digital dengan cara sederhana: menonaktifkan notifikasi, membatasi penggunaan media sosial, dan menyediakan waktu khusus untuk berdoa tanpa gangguan teknologi. Hasilnya sungguh mengejutkan. Puji Tuhan! Dalam ketenangan itu, saya merasa lebih mampu merenungkan firman Tuhan dengan lebih dalam. Saya sadar kalau selama ini sering membiarkan teknologi mengambil alih waktu-waktu terbaik saya, yang seharusnya bisa dipakai untuk bertumbuh dalam iman.
Oh ya, saya juga belajar bahwa teknologi bisa menjadi alat yang sangat membantu jika digunakan dengan bijak. Salah satu contoh yang menarik adalah penggunaan BaDeNo (Baca, Dengar, Nonton) yang membantu saya dalam membaca Alkitab secara lebih interaktif. Saya juga mencoba menggunakan Alkitab GPT, dan ternyata AI ini dapat membantu saya memahami ayat-ayat Alkitab dengan lebih mendalam serta memberikan refleksi yang menarik. Saya pun menyadari bahwa bukan teknologinya yang salah, tetapi bagaimana saya menggunakannya yang menentukan dampaknya dalam kehidupan rohani saya.
Pelajaran paling mengena yang saya dapat dari seminar ini adalah pentingnya keseimbangan antara disiplin rohani dan penggunaan teknologi. AI dan digital tools bisa sangat membantu, tetapi saya harus bijaksana dalam menggunakannya. Saya juga belajar bahwa relasi dengan Tuhan bukanlah sesuatu yang bisa digantikan oleh teknologi. Meski AI bisa memberikan tafsiran Alkitab dan menjawab pertanyaan, tetapi pengalaman pribadi berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa dan merenungkan firman-Nya secara pribadi tetap tidak bisa tergantikan.
Masa Lent ini memberi saya kesempatan untuk kembali menata ulang prioritas saya. Saya ingin lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi dan memanfaatkannya untuk bertumbuh dalam iman. Saya juga perlu menetapkan batasan agar teknologi tidak menjadi hambatan dalam perjalanan rohani saya. Saya ingin menggunakan waktu ini untuk semakin dekat dengan Tuhan, bukan hanya dengan cara-cara tradisional, tetapi juga dengan memanfaatkan teknologi secara bijaksana.
Bagaimana dengan Sahabat SABDA? Apakah Sahabat SABDA punya pengalaman terkait teknologi yang terkadang mengganggu waktu refleksi rohani Anda? Atau, justru Sahabat SABDA sudah menemukan cara untuk memanfaatkannya demi pertumbuhan iman? Mari jadikan masa Lent ini sebagai waktu untuk merenungkan hubungan kita dengan Tuhan, mengurangi distraksi, dan menemukan makna sejati dalam persiapan menuju Paskah. Yuk, jangan lewatkan simak arsip video #AITalks: AI dan Lent!
Pendalaman Alkitab (PA) dengan Buku “Hati Pemuridan”
Oleh: Ryan
Halo Sahabat SABDA! Saya mau cerita nih tentang Pendalaman Alkitab (PA) yang dilakukan di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)! Pada awal Februari 2025, setiap Selasa sampai Jumat, kita menggali firman Tuhan supaya bisa mengerti apa yang Tuhan kehendaki. PA kali ini menggunakan bahan dari buku Hati Pemuridan: Menanggapi Panggilan Kasih karya Thomas T. Mathai. Melalui blog ini, saya akan menceritakan secara singkat pengalaman saya dalam melakukan PA ini. Selamat membaca!
PA kali ini mendiskusikan isi buku yang terdiri dari 7 bab. Setiap bab dibahas selama dua hari. Hari pertama, membagikan berkat dari bab yang dibaca, sedangkan hari kedua memperdalamnya dengan menggunakan pertanyaan observasi, interpretasi, dan aplikasi yang ada di setiap bab. Materi yang dibahas kali ini adalah mengenai KASIH. Dari sini, saya banyak mempelajari dan merenungkan kembali seberapa besar kasih yang sudah Tuhan berikan kepada saya sepanjang hidup. Diskusi berfokus pada Tuhan telah memberikan dan menjadikan kita individu yang baru dengan kasih yang luar biasa dari Dia. Saya dan kelompok PA saya, membahas peran-peran dalam menerapkan kasih kepada diri sendiri, sesama, lingkungan sekitar, bahkan kepada orang di luar sana yang membenci kita. Selain itu, kami juga membahas cara menghadapi tantangan yang terjadi ketika menerima kasih dari Tuhan atau ingin menerapkan kasih kepada sesama. Hal ini menyegarkan dan membuka kembali wawasan atau perspektif mengenai makna kasih dari Tuhan di tengah dunia yang dipenuhi ketidakpastian.
Pada setiap akhir dari diskusi bertanya bagaimana cara penerapan aplikasi kasih dalam kehidupan sehari-hari , hal ini membuat saya untuk berpikir lebih mendalam lagi terkait tindakan yang bisa saya lakukan. Contoh untuk mengasihi diri kita sendiri, kita bisa merawat tubuh fisik kita dengan mengatur pola makanan; kepada sesama, kita dapat terbuka dan menerima orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan. Saya juga belajar untuk tidak mengharapkan adanya timbal balik dari kasih yang telah diberikan kepada sesama, dan masih banyak yang lainnya.
Pada akhir PA, dalam kelompok PA saling membagikan pokok doa, mendoakan pergumulan dari teman-teman dalam kelompok PA agar Tuhan menolong dan membantu dalam setiap kesulitan yang dihadapi, dan juga memohon agar kasih Tuhan terus hidup dalam setiap orang percaya.
PA kali ini mengajarkan dan menguatkan kembali iman saya terkait kasih. Dalam setiap diskusi yang direnungkan, setiap sharing yang diberikan berdasarkan kejadian yang sudah pernah dialami, dan setiap ayat yang digunakan sebagai bukti atau dorongan terus bertumbuh mengenai KASIH, saya tidak hanya belajar bagaimana menerima kasih dari Tuhan, tetapi juga belajar bagaimana cara menumbuhkan dan memberikan kasih kita kepada setiap orang yang hadir dalam hidup saya.
Sekian sharing pengalaman dari saya. Saya harap ini dapat menjadi inspirasi untuk Sahabat SABDA agar mau hidup dalam kasih Tuhan. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati kita semua, dan selamat menjalankan hidup baru dalam kasih Tuhan. Oh ya, Sahabat SABDA dapat mengakses buku Hati Pemuridan: Menanggapi Panggilan Kasih di situs Murid 21, Google Play Book, situs e-buku SABDA, dan tersedia juga dalam format PDF. Mari ber-PA menggunakan buku.
Pengalaman Pertama Mengikuti Seminar Sehari “Penginjilan kepada Suku Digital/AI” di STT Intheos
Oleh: Salomo
Halo Sahabat SABDA! Bertemu lagi dengan saya, Salomo, melalui tulisan ini. Saya ingin menceritakan pengalaman pertama saya mengikuti pelayanan SABDA di STT Intheos Surakarta berupa seminar sehari tentang Penginjilan kepada Suku Digital/AI. Pelayanan ini dilakukan pada 20 Februari 2025. Selain saya, ada Pak Max, Bu Yulia, Bu Evie, Pak Yudo, Kak Christian, Kak Nehemia, Kak Aurel, dan Kak Ryan yang ikut terlibat dalam pelayanan ini.
Seminar sehari di STT Intheos ini merupakan pengalaman pertama bagi saya mengikuti acara eksternal SABDA dan pertama kalinya juga saya mengunjungi STT. Awalnya, saya tidak memiliki ekspektasi terhadap bagaimana acara ini akan berlangsung dan seberapa banyak peserta yang akan ikut. Namun, ketika saya melihat banyaknya peserta dalam seminar ini, saya merasa senang dan kagum dengan keinginan mereka untuk belajar materi ini. Bahkan, sejak awal acara dimulai, ruangan sudah dipenuhi oleh peserta yang duduk dengan penuh semangat dan siap menyimak setiap materi yang disampaikan.
Dalam acara ini, saya membantu hal teknis dan perlengkapan. Jadi, bersama Kak Christian dan Kak Nehemia, saya menyiapkan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan untuk merekam acara. Saya terpukau dengan lengkapnya alat-alat multimedia di gedung STT Intheos. Gedung tempat kami melaksanakan acara terbilang cukup luas dan menampung banyak peserta. Selain itu, pencahayaan dalam gedung juga sangat bagus sehingga menunjang acara berjalan dengan baik dan nyaman.
Saat sesi materi dimulai, saya melihat peserta bersemangat dan memperhatikan materi yang disampaikan. Ketika melakukan praktik menggunakan AI dengan prompt F.O.K.U.S. dan praktik melakukan Pemahaman Alkitab (PA) dengan metode AI Squared, peserta dengan aktif mengetikkan prompt sesuai contoh yang diberikan dan membagikan hasil/jawaban yang mereka. Setelah semua sesi selesai, peserta memberi testimoni bahwa mereka berkomitmen menggunakan AI sebagai asisten untuk membantu pendalaman Alkitab dan pelayanan.
Saya sangat bersyukur karena bisa menjadi bagian dalam pelayanan ini. Saya berharap, ke depannya juga bisa selalu membantu kegiatan SABDA lainnya. Apabila Sahabat SABDA ingin mengakses arsip-arsip roadshow SABDA, silakan kunjungi situs SABDA AI. Apabila gereja atau komunitas Anda rindu untuk mendapatkan seminar AI-4-GOD!, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp di 0821-3313-3315. Sekian pengalaman yang dapat saya ceritakan hari ini. Sampai jumpa pada waktu lainnya. Tuhan Yesus Memberkati kita semua!
AI dan SeBangsa
Pada 23 Januari 2025, saya berkesempatan untuk mengikuti acara #AITalks: AI dan SeBangsa, sebuah seminar yang membahas tentang peran kecerdasan buatan (AI) dalam pelayanan seBangsa. Acara yang dilakukan melalui Zoom ini sangat menarik karena membahas bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk mendukung berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks kekristenan dan masyarakat luas. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang membuka wawasan baru mengenai perkembangan AI dan dampaknya bagi masa depan.
Dalam seminar #AITalks kali ini, panelis membahas bagaimana AI bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi juga alat yang dapat dimanfaatkan untuk melayani Tuhan dan sesama. Beberapa poin yang dibahas mencakup penggunaan AI dalam penyebaran firman Tuhan, pendidikan Kristen, serta pengelolaan data dan informasi untuk kepentingan pelayanan. Saya pribadi cukup terkejut melihat AI telah banyak berkembang dan bagaimana teknologi ini dapat menjadi alat yang berdampak positif jika digunakan dengan bijak.
Selain dalam pelayanan, AI juga memiliki dampak besar dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan perkembangan AI, berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, dan komunikasi, juga mengalami transformasi yang signifikan. Saya menyadari bahwa AI bukan lagi sekadar konsep futuristik, tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Tantangannya adalah bagaimana kita dapat menggunakannya dengan bertanggung jawab dan tetap berpegang pada nilai-nilai kekristenan.
Menyimak #AITalks ini membuat saya semakin sadar bahwa AI adalah teknologi yang berpotensi besar, tetapi juga menuntut kebijaksanaan dalam penggunaannya. AI dapat membantu dalam banyak hal, tetapi tetap harus ada pengawasan dan kebijaksanaan dalam pemanfaatannya agar tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip iman Kristen. Salah satu hal yang menarik bagi saya adalah bagaimana AI bisa digunakan untuk mendukung pelayanan, misalnya dalam pembuatan konten Alkitab digital atau membantu menerjemahkan firman Tuhan ke berbagai bahasa dengan lebih cepat dan akurat.
Jika sahabat SABDA ingin menyimak arsipnya, silakan kunjungi situs SABDA AI. Apabila ingin mendapat informasi seputar kegiatan YLSA, silakan mengontak kami di: 0821-3313-3315 atau 0881-2979-100. Sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya.
Roadshow AI-4-GOD! di Bandung: Pengalaman Memperkenalkan AI untuk Pelayanan
Shalom Sahabat SABDA! Jumpa lagi dengan tulisan saya. Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman terkait roadshow SABDA di Bandung yang dilaksanakan pada 7-9 Februari 2025.
Tim SABDA yang terlibat dalam roadshow ini terdiri dari 4 orang, yaitu Bu Yulia, Bu Evie, Nehemia, dan saya. Kami dibagi menjadi 2 tim untuk meningkatkan efektivitas pelayanan di 3 STT, yaitu STT Baptis Bandung, STT INTI, dan STT Tiranus; dan 6 gereja, yaitu GUP Bandung, Immanuel Baptist Church (IBC), GPIB Sejahtera Bandung, GSPDI Bandung, GKKK Bandung, dan GKKI Pengharapan Bandung. Topik-topik yang kami sampaikan meliputi AI Basic, Metode Prompting F.O.K.U.S., Bahaya AI dan Fondasi Alkitab, Metode PA dengan AI Squared, Alkitab GPT, BaDeNo AI, AI Media, dan Panduan Memakai AI dengan Benar.
Saya berkesempatan untuk menyampaikan beberapa topik, antara lain metode prompting F.O.K.U.S., Alkitab GPT, BaDeNo AI, dan AI Media. Selain itu, dalam roadshow kali ini, saya juga bertanggung jawab untuk urusan teknis, seperti menyiapkan rekaman video dan audio, presentasi PPT, serta dokumentasi foto jalannya seminar.
Pada awalnya, saya memang perlu penyesuaian untuk mengerjakan beberapa tugas sekaligus, seperti mengurus hal teknis ketika roadshow, mempersiapkan materi presentasi, dan mendokumentasikan setiap sesi dalam roadshow. Namun, setelah melewati hari pertama dan mengikuti sesi debriefing/evaluasi, saya menerima masukan yang membuat saya dapat mengatur tugas-tugas dengan lebih baik selama roadshow berlangsung.
Tentu banyak hal yang saya pelajari, mulai dari bagaimana menyampaikan presentasi dengan baik dan menyesuaikannya dengan peserta, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat saat menghadapi kendala, sampai membangun komunikasi dan relasi dengan orang lain. Setiap tempat memiliki kesan tersendiri. Bagi saya, yang paling berkesan adalah di GSPDI Bandung, soalnya setelah acara, saya sempat berbincang cukup banyak dengan beberapa peserta seminar.
Saya sangat bersyukur karena Tuhan Yesus selalu menolong ketika roadshow AI-4-GOD! di Bandung. Jika Sahabat SABDA ingin melihat semua materi roadshow, silakan mengunjungi situs SABDA AI. Untuk testimoni para peserta, Sahabat SABDA bisa menemukannya di IG @sabda_ylsa. Terima kasih. Salam AI-4-GOD!
Alki-TOP Januari 2025: Upskilling
Hai, Sahabat SABDA, senang bisa bertemu lagi. Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang Alki-TOP sepanjang Januari yang membahas tentang Upskill. Melalui blog ini, saya akan menceritakan topik-topik yang dibahas dalam PA online bareng seri Alki-TOP yang membahas bagaimana prinsip-prinsip Alkitab bisa menjadi panduan upskilling yang relevan pada era digital ini. Jadi, jangan di-skip ya. Selamat Membaca!
Pada minggu pertama, PA online bareng seri Alki-TOP membahas topik Percaya dan Bersandar pada Tuhan (Amsal 3:5-10) bersama dengan Sdr. Yohanes dan Sdri. Desi sebagai guests. Sebagai langkah awal upskilling, Amsal 3:5-10 mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Tuhan. Percaya bahwa Tuhan punya rencana indah dalam hidup kita, dan serahkan kendali pada-Nya. Jangan hanya mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi libatkan Tuhan dalam setiap proses pengembangan diri kita.
Minggu kedua kita ber-PA bersama dengan Sdr. Reza dan juga Sdri. Merly tentang Latihan Rohani vs Latihan Jasmani (1 Timotius 4:6-10). Selain melatih skill duniawi, jangan lupakan juga latihan rohani. Firman Tuhan adalah sumber hikmat dan kekuatan kita. Teruslah belajar dan menggali kebenaran firman Tuhan karena inilah bekal utama kita dalam melayani Tuhan dan sesama.
Minggu terakhir membahas tentang Kamu Adalah Terang Dunia (Matius 5:14-16) bersama dengan Sdr. Chrisna dan Sdri. Debie. Yesus memanggil kita untuk menjadi terang dunia. Artinya, kita harus terus mengembangkan diri agar bisa menjadi berkat bagi orang lain. Upskilling bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memuliakan Tuhan dan menjangkau lebih banyak jiwa.
Nah, dari keseluruhan topik yang dibahas, saya secara pribadi mendapatkan banyak pelajaran tentang upskill, bahwa upskilling adalah bagian penting dari pertumbuhan kita sebagai orang Kristen. Mari kita semua terus belajar, berkembang, dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Jadilah terang dunia, dan meraih potensi maksimalmu untuk kemuliaan Tuhan!
Sahabat SABDA, yuk lihat lagi arsip videonya di Instagram @ayo.pa! Di sana, teman-teman bisa mendapatkan insight tambahan dan mungkin juga menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah membaca blog ini. Mari ber-PA bersama di Alki-TOP. Salam Ayo PA!
Mendapat Wawasan Baru dari Seminar #AITalks: “AI dan Bible Intake”
Halo, Sahabat SABDA! Apa kabar? Saya harap Sahabat SABDA semuanya tetap dalam lindungan Tuhan. SABDA kembali mengadakan #AITalks dengan tema AI dan Bible Intake pada 3 Februari 2025. Dalam diskusi ini, kita mengeksplorasi bagaimana Bible Intake disiplin rohani yang dianggap paling penting dalam kehidupan Kristen mengalami perubahan pada era digital dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI). Seperti yang kita ketahui, Bible Intake bukan hanya tentang membaca dan mendengar firman Tuhan, tetapi juga mencakup menghafal, merenungkan, dan menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya AI, proses ini semakin dipermudah, tetapi juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi pertumbuhan iman seseorang.
Dalam sesi ini, saya menyimak pemaparan materi AI dan Bible Intake secara mendalam yang disampaikan oleh Ibu Yulia dan Pak Max, Panelis tetap seminar #AITalks. Beberapa poin utama yang mereka bahas, seperti Analogy History of Food & History of Bible (bagaimana perkembangan sejarah makanan dapat dianalogikan dengan cara manusia menerima dan menyerap firman Tuhan), jenis-jenis Bible & Proses Bible (memahami berbagai jenis Alkitab dan bagaimana prosesnya dalam kehidupan Kristen), tantangan dan peluang AI dalam Bible Intake (bagaimana AI dapat membantu, tetapi juga berpotensi menghambat keterlibatan kita dalam firman Tuhan), dan kesiapan jasmani dan rohani.
Ibu Yulia menyoroti pentingnya kesiapan kita dalam menghadapi kemajuan teknologi, baik secara jasmani maupun rohani, dengan memberikan contoh-contoh nyata dari kehidupan sehari-hari. Bagi saya, secara keseluruhan, pembahasan ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kita bisa menggunakan AI dengan bijaksana dalam perjalanan iman. Di sini, saya mendapatkan wawasan yang kaya tentang bagaimana AI dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam Bible Intake, sekaligus tantangan yang perlu diwaspadai. Ibu Yulia dan Pak Max membahas dengan mendalam bagaimana perkembangan teknologi, terutama AI, memengaruhi cara kita menerima firman Tuhan, baik melalui analogi sejarah makanan, jenis-jenis Alkitab, serta kesiapan jasmani dan rohani dalam menghadapi perubahan ini.
Pada bagian selanjutnya, Pak Max memaparkan lebih dalam mengenai konsep Bible Intake, yang dijelaskan dalam buku Spiritual Disciplines for the Christian Life karya Donald S. Whitney. Ia menjelaskan bahwa Bible Intake bukan sekadar aktivitas rutin, tetapi sebuah disiplin rohani yang harus diterapkan secara sadar dan konsisten. Pak Max juga membahas konsep "Lapar Rohani", yaitu kondisi ketika seseorang haus akan firman Tuhan, tetapi tidak memiliki kebiasaan yang sehat dalam "mengonsumsinya". Beberapa poin yang ia jelaskan terkait hal ini meliputi mengapa kita harus menerapkan Bible Intake? Bagaimana cara "makan" Alkitab dengan benar? Cara menghindari "Lapar Rohani" dalam kehidupan sehari-hari, dan siklus digital SE (Scripture Engagement) dan penerapannya.
Sebagai penutup, Pak Max memperkenalkan berbagai dukungan Bible Intake dari SABDA, seperti web, situs, aplikasi, dan platform digital lainnya, yang membantu umat Kristen semakin dekat dengan firman Tuhan. Selain itu, penjelasan Pak Max tentang Bible Intake membuat saya belajar untuk disiplin rohani yang menekankan bahwa mendekatkan diri kepada firman Tuhan bukan sekadar rutinitas, tetapi membutuhkan kesadaran dan konsistensi. Konsep "Lapar Rohani" yang dibahas juga menjadi pengingat penting agar kita memiliki pola yang sehat dalam mengonsumsi firman Tuhan, terutama pada era digital ini.
Dengan berbagai dukungan dari SABDA, seperti aplikasi dan platform digital, AI bisa dimanfaatkan secara bijaksana untuk memperkaya perjalanan iman kita, tanpa menggantikan hubungan pribadi dengan Tuhan. Keseluruhan sesi ini mengajak kita untuk tetap berakar dalam firman Tuhan, sembari memanfaatkan teknologi dengan penuh kesadaran dan keseimbangan.
Acara ini menambahkan wawasan saya mengenai bagaimana AI dapat memengaruhi cara saya dan Anda menyerap firman Tuhan pada era digital. Pembahasan tentang Bible Intake terasa sangat relevan bagi kehidupan saya, terutama dengan perspektif yang kaya dari Ibu Yulia dan Pak Max. Penggunaan analogi, konsep "Lapar Rohani", serta tantangan dan peluang AI dalam mendalami Alkitab sangatlah menarik dan mudah dipahami oleh saya. Secara keseluruhan, #AITalks ini memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat dan tantangan AI dalam perjalanan iman kita. Bagaimana menurut Sahabat SABDA? Apakah AI sudah membantu atau justru menjadi tantangan bagi Bible Intake Anda?
Kesan Pertama Melayani di SABDA
Oleh: Ryan Nathan
Shalom, Sahabat SABDA! Salam kenal semuanya. Nama saya Ryan Nathan Sandiputra, yang seringnya disapa Ryan. Saya lahir di Jakarta pada 7 November 2001. Sebelum bergabung di SABDA, saya telah menyelesaikan pendidikan di Universitas Bina Nusantara (BINUS). Saat ini, saya mendapat kesempatan untuk bergabung dengan pelayanan Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) dan sedang menjalani masa percobaan selama 2 bulan di tim SABDA Labs. Meskipun belum genap seminggu di SABDA, saya sudah mendapatkan pengalaman yang baru selama di sini! Puji Tuhan!
Nah, pada hari pertama tiba di Solo, saya disambut hangat oleh beberapa staf SABDA yang menjemput saya di stasiun. Saat memulai hari pertama bekerja, kegiatan pertama yang saya ikuti adalah Persekutuan Doa. Dalam momen ini, kami berdoa bersama untuk berbagai aktivitas yang akan dilakukan oleh SABDA agar setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Setelah itu, saya mengikuti beberapa orientasi, termasuk orientasi teknikal. Dalam orientasi ini, saya juga diberi tugas untuk saya kerjakan. Salah satu tugas utama saya adalah melakukan migrasi salah satu situs SABDA dari versi lama ke versi baru bersama rekan saya, Salomo.
Tugas ini merupakan hal baru bagi saya, yang membuat saya tertantang untuk mempelajari lebih dalam terkait hal yang dibutuhkan. Namun, saya juga merasa khawatir dan takut jika tidak dapat menyelesaikannya dengan baik atau membutuhkan waktu terlalu lama. Meski begitu, saya terus berusaha belajar, bertanya kepada Pak Hadi, serta berdiskusi dengan Salomo dalam proses pengerjaannya. Bersyukur, sampai saat ini, kami masih terus membuat progres sedikit demi sedikit.
Saya sangat bersyukur atas perlindungan dan penyertaan Tuhan selama saya berada di YLSA. Saya juga berterima kasih kepada YLSA yang telah menerima saya dengan hangat serta memberi kesempatan bagi saya untuk terus mengembangkan kemampuan. Semoga pengalaman ini menjadi langkah yang membawa saya semakin maju pada masa depan. Tuhan Yesus memberkati!
Pengalaman Magang di SABDA
Oleh: Salomo
Halo Sahabat SABDA! Apa kabar? Saya berharap saat membaca blog ini, Sahabat SABDA sedang merasakan sukacita yang melimpah. Perkenalkan nama saya Salomo Agung Adrianto Rehmina Hutapea atau bisa dipanggil Salomo. Saya mahasiswa dari BINUS University dan mendapat kesempatan yang luar biasa untuk menjalani program magang di Yayasan Lembaga SABDA. Saat ini, saya ditempatkan di tim SABDA Labs. Seperti namanya, tim ini memiliki fokus utama dalam bidang IT.
Sejak mulai mencari tempat magang, saya sudah memiliki ekspektasi bahwa di mana pun saya magang nanti, pasti akan memberi saya pengalaman kerja yang berharga. Akan tetapi, sejak hari pertama saya magang, saya sudah merasakan atmosfer kerja yang unik dan berbeda dari ekspektasi saya mengenai pekerjaan kantoran. Semenjak itu, saya mendapatkan kesimpulan bahwa SABDA bukan sekadar yayasan, tetapi juga sebuah komunitas Kristen yang mengutamakan pelayanan dan pertumbuhan, baik secara profesional maupun rohani.
Kesan pertama saya ketika bergabung di sini adalah sangat bersyukur. Saya melihat bagaimana SABDA menanamkan nilai-nilai pelayanan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Saya melihat bahwa bekerja di SABDA bukan hanya menyelesaikan tugas, tetapi juga diajarkan untuk memahami tujuan dan dampak dari setiap hal yang dikerjakan. Selain itu, menurut saya, lingkungan kerja di SABDA sangat mendukung pertumbuhan pribadi, baik dalam aspek IT maupun aspek rohani. Setiap Senin, kami mengawali pelayanan dengan mengikuti Persekutuan Doa, sedangkan Selasa - Jumat, diawali dengan Pendalaman Alkitab (PA) bersama. Kedua hal ini membuat saya semakin menyadari bahwa pekerjaan bukan hanya tentang produktivitas, tetapi juga tentang bagaimana kita melakukannya dengan tujuan dan hati yang benar. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi saya dan memberikan perspektif berbeda dalam menjalani pekerjaan. Puji Tuhan!
Meski baru beberapa hari magang di SABDA, saya sudah menemukan beberapa hal yang paling saya sukai. Mulai dari kebiasaan sebelum memulai pekerjaan ada Persekutuan Doa atau Pendalaman Alkitab, sampai makan siang bersama dan saling berbincang. Saya merasa setiap hari selalu menjadi hari yang unik.
Saya berharap pengalaman ini menjadi bekal untuk masa depan saya dalam melayani sebagai orang percaya, yang telah menerima anugerah dari Tuhan Yesus Kristus. Saya ingin terus menggunakan keterampilan saya untuk berkontribusi bagi pelayanan, baik di SABDA maupun di lingkungan masyarakat. Saya juga berharap pengalaman ini dapat membantu Sahabat SABDA untuk memahami lebih dalam budaya kerja di SABDA.
Jika Anda tertarik mencari pengalaman magang maupun bekerja yang tidak hanya memberikan pengalaman kerja, tetapi juga membentuk karakter dan rohani, saya sangat merekomendasikan untuk bergabung dengan SABDA. Mari kita semua bersama-sama belajar, bertumbuh, dan melayani atas nama Tuhan Yesus Kristus dengan sepenuh hati! Terima kasih ya sudah mau meluangkan waktu untuk membaca blog ini. God bless you! Salam AI4GOD!