Metode Pengajaran Membaca | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Metode Pengajaran Membaca


Kategori: Artikel

Selalu ada debat mengenai cara terbaik untuk mengajar membaca dan selama bertahun-tahun segala macam metode yang berlainan telah dirancang untuk mencoba mempermudah pelajaran.

Dewasa ini para guru cenderung mengandalkan pada empat metode utama yang diberikan di sini.

Fonika
Metode ini mengandalkan pada pelajaran alfabet yang diberikan terlebih dulu kepada anak-anak, mempelajari nama-nama huruf dan bunyinya. Setelah mereka mempelajari bunyi huruf mereka akan mulai merangkum beberapa huruf tertentu untuk membentuk kata-kata.

b-a-k r-a-k p-a-k f-a-k

Untuk memberikan latihan baca kepada anak-anak dalam ketrampilan ini, buku-buku cerita haruslah agak terencana, sehingga semua kata bersifat regular dan dapat dibunyikan. Luar biasa sukarnya untuk menulis buku dengan kata-kata yang secara fonik bersifat regular, yang menarik untuk dibaca anak-anak.

Satu dua tiga
Si gendut naik kuda

Ada kekurangan dalam menggunakan metode fonik sebagai pendekatan pertama untuk membaca. Mempela)ari bunyi yang terpencil sangat abstrak bagi anak kecil. Ini tidak berarti apa-apa biasanya mereka menganggapnya sebagai aktivitas yang membosankan.

Mereka juga harus benar-benar memusatkan pikiran akan pembunyian kata-kata sehingga mereka tidak mampu berpikir mengenai maknanya. Mungkin untuk mengucapkan kata dengan benar tanpa memunyai gambaran akan artinya. Anak-anak yang diajar hanya dengan metode ini akan belajar dan mengucapkan kata-kata tak bermakna dengan sangat benar, sedangkan jika kata-kata itu dalam kalimat mereka segera tahu bahwa kata-kata itu tidak berarti.

Karena alasan-alasan inilah metode fonik biasanya tidak diajarkan sampai anak-anak dapat memahami dengan baik dasar-dasar membaca. Tetapi anak-anak yang lebih besar yang merasakan kesukaran membaca, sering merasa pendekatan fonik ini baik bagi mereka.

Tidak ada bukti pasti bahwa salah satu metode itu lebih unggul daripada yang lain. Kebanyakan guru cenderung menggabung sejumlah metode yang berlainan. Anak-anak yang berlainan memeroleh manfaat dari metode yang berlainan pada tahap yang berlainan.

Lihat dan katakan
Dalam metode ini anak-anak belajar mengenali kata-kata atau kalimat-kalimat keseluruhan, bukannya bunyi-bunyi individu. Mereka memandangi kata-kata, mereka mendengar kata itu diucapkan, dan kemudian mereka mengulangi ucapan itu.

Dua puluh tahun yang lalu orang lazim menggunakan kartu dengan dilihatkan sekilas dalam mengajar dengan metode ini. Kartu-kartu itu dipegang untuk dikenali anak-anak, tapi karena tidak ada petunjuk untuk membantu mereka, si anak menebak-nebak.

Sekarang umumnya diakui bahwa lebih baik menunjukkan seluruh kalimat lebih dulu dan lebih baik diiringi gambar, kemudian seperangkat kartu kata-kata yang sepadan ditaruh di bawah kalimat; dan akhirnya hanya kartu-kartu kata itu untuk membuat sebuah kalimat.

Dengan cara ini anak-anak dapat memeroleh makna dari dalam kata-kata tercetak dari tahap paling awal belajar membaca.

Pendekatan pengalaman bahasa
Dalam pendekatan ini guru menggunakan kata-kata anak sendiri untuk membantunya belajar membaca. Kata-kata itu dapat berupa penjelasan suatu gambar atau suatu cerita pendek yang dimasukkan ke dalam suatu buku.

Mula-mula anak itu mengatakan kepada guru apa yang harus ditulis. Setelah beberapa waktu anak-anak dapat menyalin tulisan guru dan akhir-akhirnya dapat menuliskan kata-kata mereka sendiri.

Banyak guru menggunakan metode ini sebagai suatu pendekatan pertama untuk membaca. Membaca kata-kata mereka sendiri membantu anak-anak memahami bahwa kata yang tertulis adalah untuk komunikasi makna.

Metode pendukung konteks
Bila anak-anak sedang belajar membaca, sangatlah penting bahwa mereka menggunakan buku yang benar-benar menarik bagi mereka. Meskipun demikian mereka tidak dapat menangani terlalu banyak kata baru, dan sukarlah untuk menulis cerita yang menarik dengan kata-kata yang terbatas banyaknya.

Untuk mengatasi masalah ini diterbitkan beberapa buku yang memberikan dua versi dari suatu cerita. Versi panjang seringkali dicantumkan pada satu halaman dan pada halaman sebelahnya ada versi yang lebih pendek.

Kadang-kadang versi panjang ditaruh pada bagian bawah halaman dan versi pendek dalam gelembung-gelembung bicara. Anak itu mendengar versi panjang sebelum membaca sendiri versi pendeknya. Perbendaharaan kata-kata yang lebih terbatas dari versi pendek dihidupkan karena anak itu dapat mengaitkannya dengan apa yang telah ia dengar.

Ini merupakan cara yang relatif baru dalam mengajar membaca dini. Cara ini memang membantu untuk membuat kata yang tercetak lebih menarik dan bermakna bagi seorang anak.

Beberapa istilah lain
Berikut ini beberapa istilah lain yang mungkin pernah Anda dengar disebut-sebut:

Buku besar. Ini digunakan oleh beberapa sekolah untuk memungkinkan suatu kelompok kecil anak-anak menyukai membaca bersama-sama, atau melihat-lihat gambar sementara gurunya membaca.

Decoding. Ini artinya "membunyikan" bagian-bagian penyusun suatu kata.

Pembacaan berpasangan. Istilah ini digunakan untuk memerikan kegiatan dari orang dewasa dan anak yang membaca keras-keras bersama-sama. Sering ketika anak itu merasa mampu membaca sendiri ia akan menyentuh yang dewasa atau mengetuk meja, untuk memberi isyarat kepada yang dewasa agar menghentikan bacaannya. Segera si anak mengalami kesulitan, yang dewasa bergabung kembali.

Kosakata pemandangan. Semua kata yang dapat dibaca oleh seorang anak secara langsung hanya dengan melihatnya.

Kemahiran menyerang kata. Istilah ini meliputi strategi-strategi yang Anda sajikan kepada anak-anak untuk membantu mereka menangani kata-kata baru - memandangi gambar, membaca habis dulu kalimatnya dan kemudian balik ke kata yang sukar, atau membunyikan bagian-bagian kata itu.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Membantu Putra Anda
Belajar Membaca
Penulis : Betty Root M.B.E
Penerjemah : A. Hadyana Pudjaatmaka Ph.D.
Penerbit : Periplus, Jakarta 1995
Halaman : 42 -- 43

Komentar