Dengan Membaca Pengetahuan Bertambah, Iman Bertumbuh | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Dengan Membaca Pengetahuan Bertambah, Iman Bertumbuh


Kategori: Artikel

Apakah orang bisa pintar dengan cara melamun? Atau bisakah iman bertumbuh hanya dengan berdoa saja? Ada banyak cara untuk menjadi pintar dan menjadi seorang yang beriman. Dalam dunia media cetak, hanya ada satu cara untuk memperluas wawasan dan menumbuhkan iman, yaitu membaca.

"Dengan membaca pengetahuan bertambah, iman bertumbuh" merupakan kata mutiara yang ditanamkan oleh Yayasan Kalam Hidup kepada para pembacanya dengan harapan terciptanya generasi ilmuwan yang beriman. Dr. Robert Alexander Jaffray sebagai seorang pendiri Kalam Hidup benar-benar menyadari bahwa Amanat Agung (Great Commission) yang diucapkan Yesus tidak hanya berorientasi pada kehidupan beriman saja, yaitu membawa sebanyak mungkin orang untuk mengenal Allah, tetapi juga mampu menciptakan para ilmuwan yang beriman. Alasannya, dalam Amanat Agung itu sendiri terdapat kegiatan pemuridan yang menuntut perluasan wawasan sehingga setiap orang Kristen bisa membaca gejolak dunia dan menyediakan solusi untuk membentuk iman yang semakin kuat dan tahan uji. Itulah sebabnya Dr. Jaffray memilih penerbitan sebagai salah satu media untuk merealisasikan visinya. Namun, bagaimana latar belakang Jaffray sehingga ia memilih penerbitan? Apa hubungan kehidupan Jaffray dengan penerbitan?

Kisah Dr. Jaffray dalam bidang penerbitan dimulai pada tahun 1913, ketika ia menerbitkan Bible Magazine (Majalah Alkitab) dalam bahasa Tionghoa yang cukup terkenal di kalangan injili. Kemungkinan besar profesi ini dipengaruhi oleh pengalamannya sejak kecil -- ayahnya adalah seorang pemilik surat kabar yang terkenal di Kanada. Hal ini sungguh membentuk jiwa Jaffray akan pentingnya media cetak sebagai bahan bacaan bermutu untuk pertumbuhan iman dan pembinaan kehidupan rohani umat Kristen. Ini membuktikan bahwa Dr. Jaffray secara tidak langsung telah mewarisi pekerjaan yang digeluti oleh ayahnya.

Selain pewartaan berita dalam bahasa Tionghoa, Dr. Jaffray juga merencanakan penerbitan Bible Magazine dalam bahasa Melayu (Indonesia). Akhirnya pada bulan Oktober 1930, bersamaan dengan berdirinya Kalam Hidup, ia menerbitkan Majalah Kalam Hidup edisi perdana. Setiap edisi berisi enam puluh halaman yang terdiri dari empat bahan khotbah dan empat bahan pelajaran Alkitab yang diambil dari terjemahan majalah Bible Magazine. Selain itu, majalah ini juga telah menjadi sarana informasi bagi sekolah Alkitab yang dibangun oleh Dr. Jaffray untuk diperkenalkan kepada setiap orang yang siap dibentuk menjadi pelayan Tuhan. Hingga saat inipun tetap diupayakan agar semua sekolah Alkitab dapat dikenal melalui majalah ini.

Dalam meredaksi Majalah Kalam Hidup, Dr Jaffray tetap mengalamikesulitan. Oleh karena itu, ia berusaha mencari seseorang yang menguasai bahasa Indonesia, Mandarin, dan Inggris. Sungguh mengherankan, Tuhan menyediakan P.H. Pouw yang sangat mahir dalam ketiga bahasa tersebut, bahkan ia juga mahir berbahasa Belanda. Ia mulai bekerja sama dengan Dr. Jaffray pada tahun 1931.

Selain menerbitkan majalah, Kalam Hidup juga mulai menerbitkan buku- buku rohani yang dipakai sebagi buku pegangan di sekolah-sekolah Alkitab. Buku tafsiran Kitab Daniel, karangan Dr. Jaffray sendiri adalah buku pertama yang terbit. Selanjutnya, menyusul berbagai jenis buku injili lainnya seperti biografi, kisah nyata, keluarga, penginjilan, pertumbuhan rohani, nyanyian, dan buku pegangan bagi para gembala sidang. Dalam kesehariannya, Dr. Jaffray selalu membina relasi dengan setiap orang di mana beliau berada. Kemudian ia pun menangkap peluang ini sebagai waktu yang tepat -- untuk menerbitkan traktat yang berisi pesan penginjilan dalam bahasa Makassar, Bali, Tionghoa, dan Sasak. Kemudian tahun 1939, ia kembali mendapat gagasan baru untuk menyebarluaskan Injil dengan Postel yang jangkauannya lebih luas. Tuhan menggunakan semua media ini untuk membawa begitu banyak orang yang menjadi percaya sehingga untuk membantu para hamba Tuhan dalam membina orang-orang percaya baru, Kalam Hidup mengadakan kursus Terang Hidup, yaitu memberikan pelajaran Alkitab secara tertulis, yang membahas Injil Yohanes pada tahun 1956. Sampai tahun 1961, ada 22.000 orang yang mengikuti kursus ini dan ada 101 orang yang menjadi percaya. Dengan pertumbuhan kuantitas yang semakin meningkat dan kurangnya sarana informasi bagi para pelayanan Tuhan, Kalam Hidup menerbitkan lagi sebuah majalah yang diberi nama Sahabat Gembala, yang diprakarsai oleh Pdt. R. Rudes. Majalah ini menyajikan bahan-bahan yang menjadi acuan bagi para pelayan Tuhan untuk mempersiapkan renungan dan khotbah.

Selanjutnya, masih ada satu majalah yang terbit tahun 1969, yaitu Majalah Pelangi. Majalah ini menjangkau tidak hanya orang-orang Kristen, tetapi semua orang agar nilai-nilai kekristenan dapat dikenal. Namun, tahun 1977 penasihat Kalam Hidup melaporkan penerbitan majalah ini terpaksa ditunda untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan karena tidak dapat mengurus masalah izin terbit dan staf pengelola.

Jadi, ada begitu banyak upaya yang dilakukan oleh Yayasan Kalam Hidup untuk berjuang dalam dunia penerbitan yang semata-mata hanya ingin meneruskan visi dari Dr. Jaffray untuk melaksanakan tugas misi yang belum selesai. Namun dalam perjalanan sejarah Kalam Hidup, tidak sedikit tantangan yang dihadapi, apalagi pada tahun 1965 terjadi pergolakan politik, semua buku-buku yang berbau komunis dimusnahkan dan persediaan kertas sangat kurang pada waktu itu karena terjadi inflasi. Walau demikian, Kalam Hidup tetap mampu menghadapi tantangan tersebut dengan bersandar penuh pada Tuhan dan mengikuti arus modernisasi itu dengan cara membentuk berbagai departemen untuk kelancaran administrasi dan pengadaan fasilitas serta mendatangkan konsultan manajemen untuk memberi saran bagi Kalam Hidup. Atas saran tim ini, Penerbit Kalam Hidup diubah menjadi Yayasan Kalam Hidup di bawah naungan Gereja Kemah Injil Indonesia.

Prospek Masa Depan Yayasan Kalam Hidup

Bulan Januari 2007 merupakan perayaan hari ulang tahun Yayasan Kalam Hidup yang ke-77. Dalam usia lanjut ini, Yayasan Kalam Hidup tetap memiliki tekad dan semangat baru untuk menjalankan visi Dr. Robert Alexander Jaffray, yaitu menjangkau dunia melalui penerbitan buku, majalah, dan kursus Alkitab tertulis.

Namun dalam beberapa episode semenjak berdirinya Kalam Hidup, ada begitu banyak penerbit Kristen yang tampil dengan wajah baru yang tentunya akan bersaing dengan Yayasan Kalam Hidup dalam menawarkan berita atau informasi kepada publik. Dalam hal ini Yayasan Kalam Hidup tidak akan mengubah ciri khasnya sebagai penerbit injili dan tetap bertahan dengan mencari para penulis injili, apalagi jika penulis tersebut berasal dari lingkungan Gereja Kemah Injil serta berupaya untuk tidak kaku dalam mengembangkan media cetak demi kepentingan pasar. Komitmen ini tidak akan terealisasi jika Yayasan Kalam Hidup bekerja sendiri. Oleh sebab itu, Yayasan Kalam Hidup mengajak seluruh pembaca, terutama semua jajaran Gereja Kemah Injil Indonesia yang merupakan pemilik Yayasan Kalam Hidup untuk memberi saran demi pengembangan Yayasan Kalam Hidup selanjutnya.

Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
Nama majalah: Kalam Hidup, edisi Januari 2007 tahun ke-77 No. 727
Penulis : Parel
Halaman : 24 -- 25

Komentar