Membangkitkan Roh Antusias | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Membangkitkan Roh Antusias


Kategori: Kesaksian Pembaca

Ditulis oleh: Tatik Wahyuningsih

Apakah Anda pernah merasa kesepian? Apakah Anda tetap merasa sepi sekalipun Anda berada di tengah keramaian? Anda tidak sendirian! Ada banyak orang yang merasakan hal yang sama. Persoalannya, mengapa rasa kesepian bisa timbul dalam hidup kita? Mungkin pertanyaan ini sempat terlintas juga dalam benak Anda. Anda ingin mengusir rasa kesepian dari hidup Anda dan ingin menolong orang lain yang merasa kesepian juga? Semoga kesaksian saya ini berguna bagi Anda.

Tidak bisa dimungkiri bahwa akhir-akhir ini orang yang merasa kesepian semakin banyak. Mereka tidak memiliki semangat hidup lagi, merasa penat dengan berbagai masalah yang tidak kunjung berakhir, merasa berjuang seorang diri, dan sebagainya. Tidak heran kasus bunuh diri pun semakin meningkat. Sebenarnya rasa kesepian bukanlah masalah baru; perasaan ini sudah ada sejak dulu. Bahkan ada juga beberapa tokoh dalam Alkitab yang merasakannya.

Kesepian tergolong masalah yang serius, jadi perlu diperhatikan dan diatasi. Apalagi masalah ini meninggalkan efek buruk pada tubuh kita. Sebuah survei menyatakan bahwa lebih dari 50% kasus pasien berpenyakit jantung bersumber dari kesepian dan depresi. Sebagian besar penelitian bahkan mengindikasikan adanya hubungan antara kesepian dan beberapa jenis kanker.

Apa Itu Kesepian?

Apa definisi kesepian secara umum? Beberapa orang memaknai kesepian saat dia merasa seorang diri sekalipun dia dikelilingi banyak orang yang ingin berteman dan mengobrol dengan dia. Kesepian berarti merasa terasing secara emosional di tengah-tengah keramaian, merasa tidak diinginkan dan tidak dibutuhkan. Orang yang merasa kesepian adalah orang yang membangun tembok dan bukan jembatan, serta melangkah mundur saat orang lain melangkah maju untuk menyapanya. Mereka dikendalikan oleh sikap suka mengasihani diri sendiri dan tertutup.

Kesepian itu berbeda dengan kesunyian. Kesepian menyerang emosional, sementara kesunyian adalah isolasi fisik yang mungkin berdampak baik bagi kita. Yesus, misalnya, sering menyendiri di tengah-tengah pelayanan-Nya untuk berdoa. Ia mencari kesunyian; Ia tidak menginginkan kesepian.

Selain itu, kesepian tidak sama dengan sendirian. Di dunia ini kita bisa bertemu dengan banyak orang. Di rumah, di masyarakat, di gereja, di tempat kerja, kita hidup dengan banyak orang. Kita tidak sendirian. Merasa sendirian pun tidak sama menyakitkannya dibanding dengan merasa kesepian.

Ada juga perasaan merana. Ini beda lagi. Merana adalah keadaan sendirian ditambah pengalaman dukacita dan kesedihan.

Berdasarkan Yesaya 55:1-2, Wiersbe mendefinisikan kesepian sebagai suatu keadaan jiwa yang kekurangan gizi akibat hidup dengan hal-hal yang kurang berarti.

Berdasarkan hasil penelitian para sosiolog, psikolog, dan ahli medis, kesepian disebabkan beberapa faktor: faktor sosial, psikologis, dan rohani.

Kesimpulannya, kesepian adalah suatu perasaan terasing dan terisolasi, tidak dibutuhkan, dan tidak penting.

Lantas apakah kesepian bisa diobati? Bisa. Apa obatnya? Anda bisa minta pertolongan kepada konselor Kristen yang berkompeten, atau langkah awalnya langsung datang kepada Yesus Kristus untuk meminta kesembuhan batin. Hanya Dia yang mampu membersihkan kita dari rasa bersalah akibat dosa dan memberikan masa depan yang penuh harapan. Hanya Dia juga yang mampu menjadikan kita ciptaan baru, yang memenuhi kekosongan yang ada di dalam hati kita dengan cinta kasih-Nya yang luar biasa manis.

Tokoh Alkitab yang Kesepian

Melalui buku ini saya mendapat banyak pelajaran dari para tokoh Alkitab yang pernah merasa kesepian. Mereka adalah Kain, Ayub, Musa, Elia, serta Maria dan Marta. Kesepian yang mereka alami juga disebabkan berbagai alasan yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Namun satu-satunya jalan yang bisa membebaskan mereka adalah sama, yakni Yesus Kristus.

Nah, bagi Anda yang ingin menolong orang lain yang merasa kesepian ada beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan. Dalam buku ini Wiersbe memberikan tip-tipnya, antara lain:

  1. banyaklah mendengarkan;
  2. dengarkanlah dengan hati, bukan hanya dengan telinga;
  3. pakailah obat dari firman Tuhan;
  4. berdoalah bersama-sama;
  5. jangan terburu-buru untuk mengikat ujung yang terkoyak (bersabarlah mendengarkan mereka yang ingin bercerita kepada Anda, bagikan waktu berharga Anda dengan orang lain);
  6. berjanjilah untuk tetap berhubungan;
  7. jagalah rahasia mereka;

Buku ini adalah buku terjemahan yang ditulis oleh Warren W. Wiersbe. Judul aslinya adalah "Lonely People." Diterbitkan oleh Penerbit ANDI, Yogyakarta. Bab-bab dalam buku ini sebenarnya adalah kumpulan transkrip dari acara radio yang telah disunting dan dikembangkan. Kumpulan transkrip tersebut kemudian dikirim oleh Wiersbe ke International Network "Back to the Bible". Melalui buku ini Wiersbe mengajak kita untuk memahami apa makna kesepian.

Buku ini berhasil membuka mata saya dan membangkitkan antusias saya dalam menjalani kehidupan. Saya sangat merasa terberkati setelah membaca buku ini.

Judul buku : Lonely People
Penulis : Warren W. Wiersbe
Penerjemah : Tessa A. W.
Penerbit : Penerbit ANDI, Yogyakarta 2003
Ukuran : 16,5 x 10 cm
Tebal : 106 halaman

Komentar