Liku-Liku Seks: Dapatkah Seks Menghancurkan Cinta-Kasih? | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Liku-Liku Seks: Dapatkah Seks Menghancurkan Cinta-Kasih?


Kategori: Resensi Buku Cetak, Pernikahan Kristen

Judul buku : Liku-Liku Seks: Dapatkah Seks Menghancurkan Cinta-Kasih?
Judul asli : Can Sex Hurt Love?
Penulis/Penyusun : Walter Trobisch
Penerjemah : H.A. Oppusunggu
Editor : --
Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta 1971
Ukuran buku : 13 x 18 cm
Tebal : 30 halaman
ISBN : --
Buku Online : --
Download : --
Sumber : Pub. e-Buku edisi 48/2009

Sering kali, anggapan tabu terhadap seks justru membahayakan. Karena merasa tidak pantas dibicarakan, banyak orang justru terperosok karena tidak paham akan arti pentingnya. Walter Trobisch mencoba menerobos ketabuan itu dengan menulis buku "Can Sex Hurt Love?" dan telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia.

Walter dikenal telah banyak menulis buku-buku mengenai cinta dan permasalahan keluarga. Selain menjadi penulis, dia juga menjadi konselor perkawinan. Keinginannya menjadi konselor terinspirasi dari teladan pendetanya yang berhasil menyelamatkan keutuhan rumah tangganya. Kalimat bijak sang pendeta membuat hati Walter berkobar untuk menolong pasangan-pasangan yang mengalami masalah seks/keluarga. Kasih yang terpancar dari kesaksian pendeta tersebut terimpartasi kepada Walter Trobisch hingga ia menjadi konselor pernikahan dan banyak menyelamatkan rumah tangga orang modern. Melalui buku-buku yang ditulisnya, ia menjadi berkat bagi banyak orang.

Setiap pemaparan yang tertulis tampak seperti sebuah proses konseling tertulis. Penulis memaparkan satu teori dan melampirkan contoh kasus nyata yang terkait. Halamannya sangat tipis dan tidak ada pembagian bab. Membaca buku ini seperti bercermin karena isinya begitu nyata menyoal persoalan-persoalan seks sehubungan dengan cinta kasih, sesuai yang terjadi dalam kehidupan pada umumnya. Hanya saja, kita perlu lebih teliti dalam membacanya, karena ada beberapa kalimat yang kurang dapat dipahami dengan cepat.

Peresensi: Theo Pilus Candra

Komentar