Skip to main content

THE DA VINCI CODE: SEPARATING FACT FROM FICTION

Buku yang diterbitkan oleh RBC ini membahas kebingungan banyak orang Kristen setelah membaca "The Da Vinci Code," dengan menekankan tiga hal penting: sumber informasi yang tidak dapat dipercaya, fakta sejarah yang diputarbalikkan, dan pentingnya membedakan antara fiksi dan fakta. Melalui penjelasan ini, buku ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam memahami kontroversi yang diangkat oleh novel tersebut.

  • Buku kecil RBC
  • Novel "The Da Vinci Code"
  • Sumber kitab-kitab Gnostik
  • Fakta sejarah
  • Membedakan fiksi dan fakta
  • Buku ini diterbitkan oleh RBC sebagai tanggapan atas kebingungan orang Kristen mengenai novel "The Da Vinci Code".
  • Kitab-kitab yang disebut "hilang dari Alkitab" dalam novel adalah dari koleksi kitab Gnostik kuno yang tidak memenuhi kriteria kesahihan.
  • Fakta sejarah yang diungkap dalam novel sebagian besar berasal dari legenda atau merupakan imajinasi penulis serta teori konspirasi tanpa sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
  • Penting untuk membedakan antara fiksi dan fakta, seperti yang diperingatkan dalam 2 Petrus 1:16, agar tidak bereaksi berlebihan terhadap kontroversi novel tersebut.

Buku kecil yang diterbitkan oleh RBC ini ditulis setelah melihat betapa banyak orang Kristen yang membaca novel "The Da Vinci Code" merasa bingung apakah isi dari novel tersebut memang benar adanya. Lewat buku ini, secara umum kita dapat melihat tiga hal penting yang perlu kita perhatikan ketika membaca novel kontroversial tersebut.

  1. Sumber.

    Sumber yang diklaim Dan Brown sebagai "kitab-kitab yang hilang dari Alkitab" ini sendiri berasal dari kumpulan kitab-kitab Gnostik kuno yang ditemukan di Nag Hammadi, Mesir di tahun 1945. Akan tetapi, sejarah membuktikan, bahwa setelah diuji melaluisebuah konsensus para pemimpin gereja, kitab-kitab ini tidak memenuhi kriteria kesahihan sebuah referensi dokumen kuno.

  2. Fakta sejarah.

    Fakta sejarah mengenai `Holy Grail`, `Priory of Sion` `Opus Dei`, `The Knights Templar` dan hubungan Yesus dan Maria Magdalena yang diungkapkan dalam "The Da Vinci Code" ternyata beberapa diambil dari kisah-kisah legenda atau mitos, sementara beberapa lainnya adalah murni imajinasi Dan Brown serta para penggemar teori konspirasi yang tidak memiliki sumber referensi pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan.

  3. Membedakan fiksi dan fakta.

    Akhirnya, sebagaimana diperingatkan Rasul Petrus dalam 2Petrus 1:16, buku ini juga muncul untuk mengingatkan bahwa kontroversi "The Da Vinci Code" pada dasarnya tak akan menimbulkan tanggapan begitu serius jika kita sanggup membedakan manakah yang merupakan fiksi dan manakah yang merupakan fakta. (Ary)

Bahan diringkas dari sumber:

----------------------------

Judul Buklet : The Da Vinci Code: Separating Fact from Fiction
Penerbit : RBC Ministries, USA, [2005]
Penerbit : RBC Ministries, Indonesia [akan terbit Desember 2005]
Tebal : 32 halaman