Teologia Kontemporer | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Teologia Kontemporer


Kategori: Resensi Buku Online, Biblika

Judul buku :
Judul asli : --
Penulis/Penyusun : Dra. Yulia Oeniyati, M.Th.
Penerjemah : --
Editor : --
Penerbit : Yayasan Lembaga SABDA
Ukuran buku : --
Tebal : --
ISBN : --
Buku Online : --
Download : --
Sumber : Pub. e-Buku edisi 58/2010

Kekristenan memang tidak dapat dipisahkan dengan doktrin, mulai dari doktrin baptisan, Perjamuan Kudus, Roh Kudus, kehendak bebas, dll.. Karena perbedaan cara pandang terhadap doktrin-doktrin tersebut, lahirlah studi teologi kontemporer pada tahun 1919 oleh Karl Barth yang dasar pemikirannya sebenarnya telah diawali sejak zaman Pencerahan oleh seorang tokoh filsafat bernama Immanuel Kant. Barth telah memberi pengaruh yang sangat signifikan bagi teolog-teolog modern sesudahnya. Tidak dapat disangkal bahwa pengaruh pemikiran modern Karl Barth ini akhirnya muncul menjadi suatu tren yang memberi napas bagi muncul dan berkembangnya aliran teologi-teologi kontemporer hingga saat ini. Selanjutnya istilah teologi kontemporer juga disebut teologi modern.

Buku ini berisi bahasan seputar teologi kontemporer mulai dari pengertian, dasar, metodenya, tema dan tokoh-tokohnya, serta bahasan teologi-teologi lainnya. Dalam versi elektronik, indeks buku ini dibagi menjadi "Indeks Bagian" dan "Indeks Bab. Jika kita lihat secara tata bahasa, buku ini sudah menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, sebagian besar istilah-istilah teologi asing sudah diadaptasikan dengan istilah Indonesia. Namun sayangnya, buku elektroniknya tidak selengkap buku cetak. Hal ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Meskipun demikian, buku ini dapat memberikan wawasan yang cukup detail mengenai teologi kontemporer itu sendiri.

Buku ini bermanfaat untuk mahasiswa teologi maupun orang Kristen awam dalam mempelajari hal-hal seputar teologi kontemporer.

Buku elektronik ini dapat Anda baca di:

Nama situs : e-Learning
Alamat URL : http://learning.sabda.org
Peresensi : Sri Setyawati

Komentar