Sulit Dipercaya? | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Sulit Dipercaya?


Kategori: Renungan

Kapan keselamatan itu tiba? Saat kita memandang Yesus dan menerima Dia sebagai Juru Selamat. Sangat sederhana, bukan? Janji yang luar biasa ini dinyatakan di dalam Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Allah-lah sang Pengasih itu. Allah-lah sang Pemberi itu. Allah-lah sang Penyelamat itu. Dan, manusialah yang dimaksud dengan "yang percaya" itu. Dan kepada "orang yang percaya", Allah telah menjanjikan sebuah kelahiran baru.

Sekalipun sederhana, masih saja ada orang-orang yang tidak percaya. Mereka tidak percaya akan janji itu. Mereka tidak dapat membayangkan bagaimana Allah dapat mengampuni dosa-dosa mereka. Itu hampir sulit dipercaya.

Seandainya saja mereka mau mencobanya. Seandainya saja mereka mau mengujinya. Namun, Allah ingin sekali menyelamatkan manusia dengan cara yang halus. Ia tidak pernah memaksakan keinginan-Nya. Pilihan itu ada di tangan mereka.

Dia menjanjikan kelahiran baru bagi orang-orang yang sungguh-sungguh datang kepada-Nya. Apakah ini berarti sifat lama kita tidak akan menunjukkan keburukannya? Apakah itu berarti Anda langsung dapat menahan semua godaan? Untuk menjawab pertanyaan ini, bandingkan kelahiran baru Anda di dalam Kristus dengan seorang bayi yang baru lahir. Apakah bayi yang baru lahir dapat berjalan? Apakah ia dapat memberi makan pada dirinya sendiri? Apakah ia dapat bernyanyi, membaca, atau berbicara? Belum. Namun, suatu hari kelak ia dapat melakukannya.

Untuk bertumbuh tentu memerlukan waktu. Namun, apakah orang tua yang ada di ruang bersalin malu karena bayinya? Apakah si ibu malu karena bayinya tidak dapat mengeja, tidak dapat berjalan, atau menyampaikan pidato?

Tentu tidak! Orang tua tidak mungkin malu; sebaliknya, mereka bangga. Mereka tahu bahwa pertumbuhan akan terjadi seiring berjalannya waktu. Allah juga demikian. "Tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9)

Sering kali, Allah lebih sabar terhadap kita daripada kita terhadap diri kita sendiri. Kita menganggap bahwa jika kita jatuh, kita belum lahir baru. Jika kita tersandung, berarti kita belum betul-betul bertobat. Jika kita menuruti keinginan manusia lama, berarti kita belum menjadi ciptaan baru. Ketika Anda berada dalam situasi tersebut, ingatlah ayat ini, "Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." (Filipi 1:6)

Dalam banyak hal, kelahiran baru Anda di dalam Kristus sama dengan kelahiran Anda sebelumnya: Pada kelahiran baru Anda, Allah menyediakan apa yang Anda butuhkan dan orang lain yang mengerjakan tugas itu. Dan, sama seperti orang tua bersikap sabar terhadap anak mereka yang baru lahir, demikian juga Allah bersabar terhadap Anda. Namun, ada satu perbedaan. Pada kelahiran yang pertama, Anda tidak memiliki pilihan untuk dilahirkan, tetapi pada kelahiran rohani ini Anda memunyai pilihan. Kuasa untuk memilih ini adalah milik Allah. Usahanya adalah usaha Allah. Rasa sakitnya pun adalah milik Allah. Akan tetapi, pilihannya adalah pilihan Anda. (t/Yusak)

Diterjemahkan dari:

Judul asli buku : The Gift for All People
Judul bab : Too Good to be True
Penulis : Max Lucado
Penerbit : Multnomah Publishers, Inc., Oregon 1999
Halaman : 109 -- 111

Komentar