Skip to main content

Renungan Natal

Perayaan Natal saat ini telah bertransformasi menjadi industri yang menguntungkan, di mana banyak orang merayakannya tanpa mengingat makna sebenarnya, yaitu menyambut kelahiran Kristus. Berbagai atribut dan produk yang terkait dengan Natal mendominasi, sementara esensi perayaan seakan terlupakan. Natal seharusnya dipahami sebagai momen kedatangan Kristus ke dunia dan bukan sekadar perayaan komersial yang kehilangan makna spiritualnya.

  • Natal
  • industri
  • komersialisasi
  • Kristus
  • persiapan
  • simbol-simbol Natal
  • tradisi
  • Natal telah menjadi industri yang menguntungkan, sering diabaikan makna spiritualnya.
  • Perayaan Natal lebih fokus pada aspek komersial dan perayaan daripada kelahiran Yesus.
  • Persiapan menjelang Natal cenderung berkisar pada atribut dan simbol, bukan pada penghayatan spiritual.
  • Banyak gereja tidak mempersembahkan lagu-lagu Natal atau khotbah yang menceritakan Kristus.
  • Persiapan Natal pada zaman dahulu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan mempersiapkan kehadiran Kristus.
  • Natal sebenarnya adalah perayaan tentang kehadiran Kristus, bukan sekadar acara komersial.

Saat ini, Natal/kekristenan telah menjadi industri yang menguntungkan bagi banyak orang. Kebanyakan orang Kristen yang merayakan Natal dan menyambut Natal bukanlah menyambut bayi Yesus, menunggu-nunggu kedatangan Yesus, mempersiapkan kelahiran Yesus, melainkan hanya menyambut hari Natalnya. Natal disambut dengan gegap gempita dan komersialisasi Natal di lakukan oleh banyak pengusaha (mungkin juga orang Kristen) dengan menjual banyak produk yang berkaitan dengan Natal ini. Ada yang menjual mainan, pernik-pernik Natal, lagu-lagu Natal, kartu Natal, dll. Itulah industri Natal, itulah globalisasi Natal.

Apakah yang kita persiapkan menjelang Natal tiba? Yah, kita cenderung mempersiapkan atribut-atribut Natal, simbol-simbol Natal, dan fenomena Natal agar kelihatan fenomenal. Padahal, ada banyak orang Kristen yang tidak lagi merayakan Natal dengan menyanyikan lagu-lagu Natal. Ada persekutuan atau gereja yang hanya menyanyikan lagu Malam Kudus sebagai lagu Natal, namun sisanya lagu-lagu umum
biasa. Ada gereja/persekutuan yang tidak lagi memberitakan Kristus dalam khotbah Natal. Itukah Natal?

Natal dua ribu tahun yang lalu dipersiapkan dengan sangat rapi, baik, dan dari jauh-jauh hari. Ribuan tahun sebelum Yesus lahir para nabi telah bersiap-siap menyambut tibanya hari "H" itu. Setahun sebelum Natal, malaikat Tuhan sudah diutus untuk mempersiapkan Natal kepada Maria, Yusus, Elisabeth, dll. Sebelum Natal, malaikat Tuhan datang kepada para gembala dan orang majus, mereka menyanyikan pujian Natal.

Natal dua ribu tahun lalu bukanlah industri yang canggih dengan pameran lampu-lampu bagus, baju-baju indah, kembang api, dan terompet yang semarak. Natal dua ribu tahun lalu merupakan "pameran" kilauan sinar wajah para malaikat dengan baju jelek dan bau para gembala, dan dengan sinar bintang yang bercahaya di langit.

Natal berarti yang tidak terbatas rela menjadi terbatas, yang Mahatinggi rela turun ke dunia, yang tidak berdosa rela dijadikan manusia yang menanggung dosa umat-Nya. Itulah Kristus. Natal berarti Kristus. Biarlah kita merayakan kehadiran Kristus ke dalam dunia, bukan sekedar merayakan hari natalnya. Natal bukanlah industri malainkan Kristology.

Diambil dari:

Nama situs : e-Artikel
Penulis : Ev. Robin A. Simanjuntak
Alamat URL : http://artikel.sabda.org/