Renungan Natal | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Renungan Natal


Kategori: Renungan

Saat ini, Natal/kekristenan telah menjadi industri yang menguntungkan bagi banyak orang. Kebanyakan orang Kristen yang merayakan Natal dan menyambut Natal bukanlah menyambut bayi Yesus, menunggu-nunggu kedatangan Yesus, mempersiapkan kelahiran Yesus, melainkan hanya menyambut hari Natalnya. Natal disambut dengan gegap gempita dan komersialisasi Natal di lakukan oleh banyak pengusaha (mungkin juga orang Kristen) dengan menjual banyak produk yang berkaitan dengan Natal ini. Ada yang menjual mainan, pernik-pernik Natal, lagu-lagu Natal, kartu Natal, dll. Itulah industri Natal, itulah globalisasi Natal.

Apakah yang kita persiapkan menjelang Natal tiba? Yah, kita cenderung mempersiapkan atribut-atribut Natal, simbol-simbol Natal, dan fenomena Natal agar kelihatan fenomenal. Padahal, ada banyak orang Kristen yang tidak lagi merayakan Natal dengan menyanyikan lagu-lagu Natal. Ada persekutuan atau gereja yang hanya menyanyikan lagu Malam Kudus sebagai lagu Natal, namun sisanya lagu-lagu umum
biasa. Ada gereja/persekutuan yang tidak lagi memberitakan Kristus dalam khotbah Natal. Itukah Natal?

Natal dua ribu tahun yang lalu dipersiapkan dengan sangat rapi, baik, dan dari jauh-jauh hari. Ribuan tahun sebelum Yesus lahir para nabi telah bersiap-siap menyambut tibanya hari "H" itu. Setahun sebelum Natal, malaikat Tuhan sudah diutus untuk mempersiapkan Natal kepada Maria, Yusus, Elisabeth, dll. Sebelum Natal, malaikat Tuhan datang kepada para gembala dan orang majus, mereka menyanyikan pujian Natal.

Natal dua ribu tahun lalu bukanlah industri yang canggih dengan pameran lampu-lampu bagus, baju-baju indah, kembang api, dan terompet yang semarak. Natal dua ribu tahun lalu merupakan "pameran" kilauan sinar wajah para malaikat dengan baju jelek dan bau para gembala, dan dengan sinar bintang yang bercahaya di langit.

Natal berarti yang tidak terbatas rela menjadi terbatas, yang Mahatinggi rela turun ke dunia, yang tidak berdosa rela dijadikan manusia yang menanggung dosa umat-Nya. Itulah Kristus. Natal berarti Kristus. Biarlah kita merayakan kehadiran Kristus ke dalam dunia, bukan sekedar merayakan hari natalnya. Natal bukanlah industri malainkan Kristology.

Diambil dari:

Nama situs : e-Artikel
Penulis : Ev. Robin A. Simanjuntak
Alamat URL : http://artikel.sabda.org/

Komentar