Buku yang Terpenting | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Buku yang Terpenting


Kategori: Artikel

Saya dan istri memunyai hobi yang sama: membaca, terutama buku-buku rohani. Buku-buku merupakan kekayaan kami yang utama. Walaupun saya suka menggarisbawahi kata-kata atau kalimat-kalimat penting dalam buku-buku milik saya, namun saya tetap memelihara buku-buku itu secara cermat agar tidak robek dan kotor.

Bulan Juli yang lalu ketika kami pindah rumah, kami harus mengangkut buku-buku kami, kurang lebih 600 judul, besar dan kecil. Buku-buku yang kami miliki tidak semuanya penting. Hanya ada satu buku yang terpenting bagi kami, yaitu Alkitab. Mengapa Alkitab penting? Rasul Paulus membuat beberapa pernyataan mengenai mengapa Alkitab itu merupakan kitab yang terpenting:

Pertama, Alkitab adalah kitab yang kudus. Alkitab biasa juga disebut Kitab Suci. Dalam suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus mengatakan sebagai berikut: "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." (2 Timotius 3:15) Terjemahan harfiah untuk Alkitab adalah "Surat-surat yang suci". Alkitab berbeda dengan buku-buku lain, meskipun buku-buku itu membahas/membicarakan isi Alkitab, sebab Alkitab dikhususkan Allah bagi tujuan-tujuan kudus yang istimewa. Sebab itu, setiap orang Kristen harus memperlakukan Alkitab sebagai kitab yang istimewa.

Cara kita memperlakukan Alkitab menunjukkan kepada orang lain tinggi rendahnya penghargaan kita terhadap Alkitab. Namun demikian, kita tidak boleh memberhalakan Alkitab. Meskipun Kitab Suci merupakan kitab yang terpenting, kita tidak boleh menyembahnya. Alkitab memang harus mendapat penghargaan yang patut dan berkenan kepada Allah. Ada perbedaan antara memberi tanda dengan tepat dalam Alkitab pada waktu menyelidikinya, dengan memberikan coretan yang sembrono. Ada orang yang memperlakukan Alkitab dengan sembarangan, misalnya: meletakkan secangkir kopi di atas Alkitab, menaruh Alkitab di lantai, dsb.. Rasul Paulus menunjukkan kepada kita sikap yang benar terhadap Alkitab: menerimanya bukan sebagai perkataan manusia, tetapi sebagai firman Allah (1 Tesalonika 2:13).

Kedua, Alkitab menuntun kita kepada keselamatan. "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." (2 Timotius 3:15) Kita tidak diselamatkan karena menyelidiki dan mengetahui Alkitab (Yohanes 5:39-40), tetapi karena percaya kepada Tuhan Yesus Kristus seperti yang dinyatakan oleh Alkitab (Kisah Para Rasul 16:31). Iblis mengetahui Kitab Suci, namun ia tidak selamat. Timotius sejak kecil mengenal Kitab Suci, namun ia baru diselamatkan setelah Paulus menuntun dia beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.

Apakah hubungan antara Alkitab dengan keselamatan? Sangat erat hubungannya.

  1. Alkitab menyatakan kebutuhan manusia yang paling utama: keselamatan.

    Kitab Suci bekerja sebagai sebuah cermin yang memperlihatkan kepada kita betapa jijik dan kotornya diri kita dalam pandangan Allah. Kitab Suci mengatakan: "... semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Nabi Yesaya melukiskan keadaan kita: "Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri." (Yesaya 53:6a) Karena itu, Kitab Suci menjelaskan bahwa setiap orang berdosa yang tersesat berada di bawah hukuman (Yohanes 3:18-21) dan membutuhkan seorang Juru Selamat sekarang juga.

  2. Alkitab menjelaskan bahwa manusia betapa pun hebatnya, tidak akan dapat menyelamatkan diri sendiri.

    Manusia sudah jatuh ke dalam dosa, upah dosa itu ialah maut (Roma 6:23), dan tak seorang pun dapat menang melawan maut. Satu-satunya yang menang atas maut ialah Yesus Kristus: "Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut." (1 Timotius 6:16)

  3. Alkitab menyatakan bahwa Allah menyediakan keselamatan secara cuma-cuma bagi manusia.

    Allah menyelesaikan sendiri penghalang keselamatan bagi manusia dengan cara mengutus Yesus mati di salib untuk menyatakan kasih dan keadilan-Nya, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya memperoleh keselamatan (Yohanes 3:16-18).

  4. Alkitab memberikan jaminan keselamatan.

    Yohanes menulis: "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." (1 Yohanes 5:13) Alkitab memberikan jaminan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus beroleh keselamatan atau hidup kekal. Keselamatan ini adalah keselamatan yang pasti, bukan keselamatan yang bersifat mudah-mudahan.

  5. Alkitab menjadi makanan rohani bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus.

    Makanan rohani memelihara supaya kita dapat bertumbuh dalam kasih karunia Allah dan melayani Kristus. Tuhan Yesus berkata, "... Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang ke luar dari mulut Allah." (Matius 4:4)

  6. Alkitab menjadi pedang bagi orang percaya untuk melawan Iblis dan mengatasi pencobaan.

    Yesus memberi teladan bagaimana caranya menghadapi serangan Iblis. Ia memakai firman Allah sebagai senjata/pedang-Nya. Dalam Injil Matius 4:4,7,10, tiga kali Yesus menangkis serangan Iblis dengan mengutip firman Allah.

Ketiga, Alkitab itu benar dan dapat dipercaya. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah ...." (2 Timotius 3:16) Doktrin tentang pengilhaman Alkitab/Kitab Suci sangat penting, dan merupakan ajaran yang terus-menerus diserang oleh Iblis (Kejadian 3:1). Tetapi Yesus sewaktu Ia berbicara mengenai Kitab Suci mengatakan: "Firman-Mu adalah kebenaran" (Yohanes 17:17).

Roh Kudus memakai hamba-hamba Allah untuk menuliskan firman Allah (2 Petrus 1:20-21). Ia tidak menghilangkan ciri-ciri alamiah dari para penulisnya. Sesungguhnya, Allah dalam pemeliharaan-Nya telah mempersiapkan para penulis yang akan dipakai-Nya untuk menulis Alkitab. Setiap penulis memiliki gaya dan kosakatanya sendiri yang khas. Setiap kitab dalam Alkitab timbul dari kumpulan keadaan yang istimewa.

Apa pun yang dikatakan Alkitab, entah itu tentang Allah, manusia, kehidupan, kematian, sejarah, ilmu pengetahuan, dan setiap pokok yang lain, semuanya benar! Ini tidak berarti bahwa semua pernyataan dalam Alkitab adalah benar, sebab Alkitab juga mencatat tentang kebohongan Iblis dan manusia. Tetapi catatan itu benar.

Keempat, Alkitab itu bermanfaat. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16) Seorang Kristen yang menyelidiki Alkitab dan menerapkan kebenarannya dalam hidupnya sehari-hari, akan bertumbuh dalam kekudusan dan terhindar dari berbagai macam perangkap jebakan Iblis dalam dunia ini.

Kelima, Alkitab memperlengkapi kita untuk pelayanan. "Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." (2 Timotius 3:17) Ada dua penguasa manusia yang hidup dalam dunia ini: Allah dan Iblis. Orang yang percaya kepada Kristus menjadi "manusia kepunyaan Allah". "Manusia kepunyaan Allah" memunyai ciri-ciri kepribadian rohani: menyelidiki firman Allah, menaatinya, dan membiarkan firman Allah itu mengendalikan hidupnya. Kata "diperlengkapi" berarti "menjadi lengkap, dalam kondisi yang tepat untuk melayani", tetapi tidak berarti sempurna tanpa dosa. Firman Allah memperlengkapi orang percaya, supaya ia dapat menjalani kehidupan yang berkenan kepada Allah dan layak melakukan pekerjaan yang dikehendaki-Nya. Semakin baik kita mengenal firman Allah, semakin baik pula hidup dan pekerjaan kita bagi Allah.

Tujuan kita menyelidiki Alkitab bukanlah sekadar supaya kita mengetahui ajaran-ajaran firman Allah atau untuk membela iman kita, walaupun memang keduanya penting. Tujuan pokok dari suatu penyelidikan Alkitab ialah untuk memperlengkapi orang-orang percaya, supaya mereka mampu melakukan pekerjaan yang berkenan kepada Allah atau pekerjaan yang baik.

Kelima alasan pokok mengenai Alkitab yang telah dikemukakan Paulus tadi merupakan alasan terkuat yang menyatakan, bahwa Alkitab adalah buku yang terpenting bagi setiap orang percaya, bahkan bagi seluruh umat manusia.

Apakah Anda memperlakukan Alkitab Anda sebagai buku yang terpenting?


"Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus."


— (2 Timotius 3:15) —

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama majalah : Kalam Hidup, No.620, September 1995, Tahun ke-65
Penulis : Yosaphat Maid Ngendang
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1995
Halaman : 10 -- 13

Komentar