Skip to main content

8 September: Hari Bebas Buta Aksara Internasional

Pada era globalisasi, masih banyak penyandang buta aksara, terutama di kalangan usia produktif, yang membutuhkan perhatian bersama untuk mengatasi masalah ini. Peran masyarakat, khususnya komunitas Kristiani, sangat penting dalam mendukung pendidikan, seperti membangun sekolah, menyediakan fasilitas, dan melakukan bimbingan keterampilan, untuk menciptakan masyarakat bebas buta aksara. Dalam rangka memperingati Hari Bebas Buta Aksara Internasional, mari kita galakkan program pemberantasan buta huruf sebagai dukungan nyata terhadap kesejahteraan dan pendidikan.

  • globalisasi
  • buta aksara
  • usia produktif
  • peran masyarakat
  • tindakan nyata
  • dukungan pendidikan
  • program pemberantasan
  • Buta aksara masih menjadi masalah di Indonesia, terutama di kalangan usia produktif (15-30 tahun).
  • Usaha mengentaskan buta aksara memerlukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
  • Peran masyarakat, khususnya komunitas Kristiani, sangat penting dalam mengatasi buta aksara.
  • Tindakan yang bisa diambil termasuk membangun sekolah, menyediakan fasilitas pendidikan, dan membuka perpustakaan umum.
  • Memberikan bimbingan dan pelatihan keterampilan untuk orang dewasa buta huruf juga penting untuk meningkatkan kesejahteraan.
  • Hari Bebas Buta Aksara Internasional di bulan September menjadi momen untuk melanjutkan program pemberantasan buta huruf.
  • Partisipasi aktif dalam pemberantasan buta huruf merupakan bentuk dukungan nyata dan panggilan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini sangat disayangkan jika kita masih menjumpai banyak penyandang buta aksara yang tersebar di berbagai pelosok negeri. Yang lebih mengenaskan lagi, banyak dari antara mereka yang masih dalam usia produktif (15-30 tahun). Melihat hal ini seyogyanya kita segera memeranginya bersama-sama. Namun usaha untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari buta aksara tidak akan berhasil dengan baik jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Untuk itu, peran masyarakat sangat dibutuhkan.

Sebagai masyarakat Kristiani yang bijaksana, kita dapat melakukan berbagai tindakan nyata untuk mewujudkan masyarakat yang bebas buta aksara. Dukungan yang dapat kita berikan misalnya membangun kembali sekolah-sekolah yang rusak dan menyediakan berbagai fasilitas pendidikan seperti peralatan dan perlengkapan sekolah (papan tulis, kapur, buku-buku untuk perpustakaan sekolah, buku tulis, seragam untuk murid, dan lain-lain). Atau membuka perpustakaan umum di daerah tempat tinggal kita dan mengajak mereka belajar bersama-sama. Bahkan tindakan moral seperti bimbingan dan pelatihan keterampilan untuk buta huruf usia non produktif (30-44 tahun) pun bisa kita lakukan untuk semakin menyadarkan mereka bahwa kesejahteraan hidup dapat mereka raih dengan memperoleh pendidikan (mengerti baca dan tulis). Hal ini tidak sia-sia sekalipun mereka sudah berusia tua.

Bertepatan dengan hari Bebas Buta Aksara Internasinal yang jatuh pada bulan September ini, marilah kita semakin menggalakkan program pemberantasan buta huruf. Bukan hanya sebagai bentuk nyata dukungan kita terhadap pemerintah namun lebih dari itu karena kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita.

-webmaster-