Temperamenku Apa, Ya?? | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Temperamenku Apa, Ya??


Kategori: Kesaksian Pembaca

Ditulis oleh: Theresia S. Setyawati

Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia. Diciptakan menurut gambar Allah. Manusia adalah makhluk yang unik. Satu pribadi yang memiliki kombinasi sifat, ciri, karakter, dan temperamen. Oleh karena itu, manusia menjadi makhluk yang sangat berbeda dengan ciptaan Tuhan yang lain.

Mempelajari kepribadian manusia memang sangat menantang dan mengasyikkan bagi saya. Menemukan keunikan-keunikan, kelebihan dan kekurangan, dan temperamen mereka merupakan pencapaian yang menggembirakan. Bukan untuk membanding-bandingkannya dengan diri saya sendiri, namun untuk membuat saya semakin bersyukur atas karya Allah serta takjub akan kemahakuasaan-Nya. Dengan memahami kebenaran ini, saya tidak perlu menjadi orang lain. Saya bisa menerima diri apa adanya dan memanfaatkan potensi yang ada dalam diri saya bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan.

Bukan kebetulan, ketika saya diperhadapkan dengan orang-orang yang semakin beragam, saya menemukan buku rohani yang membahas tentang temperamen. Sebuah buku karangan O. Hallesby yang pertama kali diterbitkan tahun 1940 dan berjudul "Temperamentene i Kristelig Lys". Meski buku ini diterbitkan 70 tahun yang lalu, namun isinya masih relevan dengan masa sekarang dan perlu dibaca ulang.

Buku ini bahkan menjadi patokan buku Tim La Haye yang berjudul "Temperamen yang Dikendalikan oleh Roh Kudus" dan "Temperamen yang Diubahkan". Karena alasan inilah buku O. Hallesby ini akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia juga selain ke dalam bahasa lain seperti Inggris, Spanyol, dan Jerman.

Bagi saya, buku ini tidak membebankan untuk dibaca. Sekalipun isinya tidak terlalu teoritis dan membahas macam-macam temperamen seperti dalam mata kuliah psikologi, namun penjelasannya cukup memberikan wawasan bagi saya. Membaca buku ini, membuat saya seolah menemukan potongan-potongan kepribadian saya yang seringkali tidak saya sadari dan akui.

Buku ini hanya memuat enam bab. Bab pertama berisi pendahuluan tentang definisi temperamen, bab kedua hingga kelima membahas tentang masing-masing temperamen, dan bab terakhir berisi pentingnya temperamen.

Hal penting yang saya dapatkan dalam bab pertama adalah pengertian temperamen. Istilah temperamen berasal dari bahasa Latin "temperamentum" yang berarti paduan yang cocok. Temperamen dihubungkan dengan tanggapan medis kuno, bahwa tubuh manusia terdiri dari empat cairan (darah, empedu kuning, empedu hitam, dan lendir). Temperamen itu lebih dalam daripada kesadaran seseorang. Temperamen bersumber dari kepribadian kita yang disebut "di bawah sadar", bagian yang tidak dapat kita selami dengan akal budi dan kurang dapat dikuasai oleh kehendak. Temperamen bekerja secara otomatis dan selalu memberi kesan-kesan dalam kehidupan jiwa atas apa yang diterimanya dari lingkungan. Namun demikian, kita tetap bisa mengambil keputusan untuk mengubah atau melepaskan diri kita dari batasan-batasan temperamen. Akan tetapi, kita tidak mungkin 100% melepaskan diri kita dari daya temperamen dan tidak baik juga bila kita berbuat seperti itu. Daya naluri ini ada untuk memberi corak kepada hidup kerohanian kita dari saat lahir sampai mati. Hal ini tidak berarti temperamen memunyai hubungan dengan tabiat seseorang. Temperamen tidak bersangkut-paut dengan hidup kesusilaan.

Pada bab kedua, saya belajar secara khusus tentang temperamen sanguin yang dipengaruhi cairan darah yang bersifat kaya, hangat, dan hidup. Pada bab ketiga, saya belajar tentang temperamen melankolis (Melaina chole, Yunani) yang dipengaruhi cairan empedu hitam. Oleh karenanya, temperamen ini bersifat gelap dan murung. Bab keempat belajar tentang temperamen kolerik (chole, Yunani) yang dipengaruhi cairan empedu kuning dan bersifat lekas marah dan ganas. Bab kelima belajar tentang temperamen flegmatis (phlegma: lendir, Yunani) yang bersifat dingin dan lamban. Pada bab-bab yang membahas jenis-jenis temperamen, saya juga bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing temperamen, petunjuk-petunjuk untuk pembimbing rohani, dan bagaimana mendisiplin seseorang sesuai dengan temperamennya yang menonjol. Nah, pada bab terakhir baru mempelajari tentang pentingnya temperamen.

Secara keseluruhan saya bisa menyimpulkan bahwa temperamen seseorang akan berubah dalam batas-batas tertentu di dalam setiap jangka hidupnya. Meski demikian, temperamen yang diwarisinya itu tidak akan lenyap secara total. Tuhan menciptakan manusia dengan temperamen yang berbeda-beda agar manusia bisa saling melengkapi, menolong, dan mengimbangi. Di dalam Kristus temperamen kita juga akan terus disempurnakan bagi kemuliaan Allah.

Akhirnya, saya semakin yakin bahwa saya adalah manusia yang istimewa. Bukan hanya karena kelebihan yang saya miliki namun juga dari kekurangan-kekurangan dan kombinasi temperamen yang saya miliki. Menyenangkan sekali mengetahui bahwa Tuhan berkenan memakai setiap orang dengan temperamennya masing-masing menjadi rekan sekerja-Nya untuk menggenapkan kehendak-Nya di bumi seperti di surga.

Informasi buku:

Judul asli buku : Temperamentene i
Kristelig Lys
Judul buku : Jerat dan Pikat
Penulis : O.Hallesby
Penerbit : Penerbit Gandum Mas,
Malang 1990
Ukuran buku : 14 x 21 cm
Tebal : 79 halaman

Komentar